Jumat, 30 Mei 2014

DIMENSI MANUSIA DALAM PERUBAHAN



DIMENSI MANUSIA DALAM PERUBAHAN

Asumsi Manajemen terhadap Karyawan
Upaya menggapai tingkatan kinerja yang lebih tinggi mesti berangkat dari rasa percaya pada potensi semua orang yang terkait perubahan, lalu membekali dan melatih dengan tepat jika dibutuhkan. Asumsi dibenak manajer terhadap para karyawan amatlah penting. Asumsi keliru berdampak pada gaya manajemen yang tak kondusif pada komitmen dan perubahan.
Schein mengidentifikasikan empat tipe asumsi manajemen terhadap karyawan, dan implikasinya atas manajemen dan strategi desain pekerjaan diantaranya :
A. Manusia Rasional-Ekonomis
Model manusia rasional ekonomis dikembangkan sejak abad dua puluh.Model ini mengasumsikan bahwa orang mengevaluasi pelbagai tindakan dan memilih yang potensial memberikan manfaat maksimal. Asumsi umum ini dirinci menjadi delapan asumsi spesifik, yaitu:
1. Karyawan termotifasi oleh insentif ekonomis, dan melakukan aktifitas yang menawarkan manfaat ekonomis terbesar.
2. Karyawan bersikap pasif mesti dimanipulasi, dimotifasi,dikontrol manajemen,karena manajemen yang mengendalikan insentif ekonomis.
3. Emosi rasional dan mencampuradukan antara kalkulasi rasional dengan kepentingan pribadi mesti dicegah.
4. Organisasi dirancang sehingga emosi karyawan tak mudah diprediksi, bisa dikendalikan dan dinetralisir.
5. Manusia pada dasarnya malas dan mesti dimotifasi dengan insentif eksternal.
6. Tujuan pribadi karyawan bertentangan dengan tujuan organisasi, maka diperlukan kekuatan eksternal guna menggerakkan upaya agar selaras dengan tujuan organisasi
7. Karyawan tak mampu mengendalikan dan mendisiplinkan diri karena perasaan irasional mereka.
8. Karyawan bisa dibagi menjadi dua kelompok mereka yang cocok dengan asumsi di atas, dan mereka yang mampu memotifasi diri.
B. Manusia Sosial
Asumsi pandangan ini dirumuskan seperti berikut ini:
1. Karyawan termotifasi pada kebutuhan sosial melalui hubungan dengan orang lain.
2. Rasionalisasi proses kerja mencabut makna dari pekerjaan,mesti dicari dari hubungan sosial yang tercipta saat bekerja.
3. Kelompok rekan kerja dengan rekanan sosialnya lebih direspon karyawan ketimbang insentif dan ko ntrol manajemen.
4. Agar karyawan merespon manajemen, atasan memenuhi kebutuhan sosial dan kebutuhan untuk diterima.
Asumsi ”manusia sosial” berdampak pada dua pendekatan:
1. Pendekanan pada hubungan manusia. Manajer sebagai penyokong karyawan yang simpatik dan membiarkan mereka melakukan tugasnya ketimbang langsung main perintah untuk menyelesaikan pekerjaan.
2. Pendekatan sistem sosio-teknik. Kebutuhan sosial karyawan dengan tuntutan teknis pekerjaan lebih condong pada desain kerja kelompok ketimbang tugas individual.
C. Manusia yang Mengaktualkan Diri
Pelbagai asumsi tentang pandangan bisa diringkas menjadi:
1. Secara inheren, manusia menentang tujuan organisasi.
2. Karyawan berupaya bersikap dewasa dalam tugasnya, menerapkan otonomi, mandiri dan bertanggung jawab, serta meningkatkan ketrampilan dan kemampuan beradaptasi.
3. Karyawan memotifasi dan mengontrol diri, untuk mendorong mereka bekerja.
4. Tak ada konflik inheren antara aktualisasi diri dengan kinerja efektif organisasi.
5. Asumsi rasional ekonomis dan sosial membutuhkan imbalan ekstrinsik [ekonomis atau sosial] sebagai imbalan kerja, sedang asumsi aktualisasi diri lebih bertumpu pada peluang untuk meraih imbalan intrisik kepuasan atas kebutuhan yang lebih tinggi tingkatanya pada lingkungan kerjanya
D. Manusia Kompleks
1. Manusia bersifat kompleks edan selalu berubah
2. Karyawan bias saja mengadopsi motif baru berkat pengalaman mereka
3. Motif karyawan bisa berbeda-beda dalam berbagai situasi organisasi
4. Kerterbatasan kerja karyawan bisa dikaitkan dengan beragam motif dan hasil berupa kinerja mereka
5. Cara karyawan merespon pelbagai strategi manajemen bergantung pada motif, kemampuan serta sifat tugas mereka
Persamaan Perubahan
Memberi cara pandang yang bermanfaat guna menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti “Apakah saya sebaiknya berusaha membuat perubahan ? dan “Apa lagi yang bisa dilakukan agar meningkatkan peluang kita dalam mengintrodusir perubahan secara efektif ?
Memulihkan Kembali Harga Diri
Perubahan sangat pelik dan penuh tuntutan, maka dengan memadukan transisi manajemen, penanganan budaya dan politik organisasi secara konstruktif, maka kita bisa menciptakan lingkungan dimana kreatifitas, pengambilan resiko, pembelajaran pemulihan kembali harga diri dan kinerja bisa terwujud.
Menyediakan Informasi
Informasi bisa dibenarkan pada tataran individu guna melindungi identitas, rencana dan tindakan, atau pilihan-pilihan bagi individu tersebut. Keterbukaan dan bebagi informasi merupakan hal yang berharga sebagai sarana untuk memfasilitasi perubahan.
Berikan Orang Lain Waktu
Orang-orang membutuhkan waktu yang cukup besar dan perlu menata waktu agar bisa sukses dan selamat di dalam menjalani perubahan besar. Bantu mereka agar mampu melihat tonggak-tonggak penting, pekerjaan yang perlu dilatih, tujuan yang hendak dicapai, sistem yang perlu dibuat agar berfungsi.
Mengikutsertakan Orang Lain
Sejauhmana dan bagaimana semua orang diikutsertakan dalam situasi perubahan mesti dipertimbangkan secara matang karena terdapat keuntungan dan kerugian di dalamnya.
Keuntungan dan Kerugian dalam Melibatkan Semua Orang
1. Keuntungan
a Keputusan yang lebih baik karena orang telah mempunyai pengetahuan yang lebih rinci tentang pekerjaan dan system
b Semua orang akan lebih bisa memahami tujuan perubahan dan cara kerja system baru
c Menciptakan perasaan memiliki (ownership)
d Mengarahkan kembali energi untuk menunjang dan bukan menentang perubahan
e Memungkinkan eksperimentasi
f Membangun pemahaman yang lebih baik tentang perubahan dan bagaimana cara mencapainya
2. Kerugian
a Memakan waktu lebih lama, terutama pada tahap perencanaan
b Karena itu, membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha pada tahap – tahap awal
Melibatkan Semua Orang
1. Kompleksitas perubahan dan kuatnya keterkaitan antara berbagai unsur dalam perubahan
2. Penentangan yang sudah diperkirakan dan derajat ketidak puasaan terhadap situasi yang ada
3. Tingkat kredibilitas orang-orang yang mengajukan perubahan
4. Dampak perubahan pada semua orang baik yang positif maupun yang negatif – berapa banyak `Pemenang`, berapa banyak `pecundang`
5. Bila kualitas keputusan lebih penting ketimbang akseptabilitasnya itu sendiri
6. Bila gosip kemungkinan besar akan muncul apapun yang terjadi


  EMPAT PILIHAN PERUBAHAN BAGI  INDIVIDU
1.  TIDAK MELAKUKAN APA-APA
2. MENINGGALKAN SITUASI
3. MENGUBAH SITUASI
4. MENGUBAH DIRI ANDA SENDIRI
  
Tidak melakukan apa-apa
Seorang motivator pernah berkata bahwa orang sukses adalah orang yang mengetahui dengan benar apa keinginannya, tahu bagaimana melakukan strategi untuk mencapai keiginan tersebut dan mau melakukan perubahan diri menuju ke arah yang lebih positif.
Target dan tujuan hidup menjadi hal yang semestinya harus didesain untuk kemudian diimplementasikan oleh setiap individu di dunia ini agar bisa sukses. Kunci sukses menjalankan target hidup Anda juga tidak terlepas dari seberapa tinggi rasa percaya Anda dalam menjalankan strategi dan taktik untuk mencapainya.
Kemudian, bila target sudah ditetapkan, stategi dan taktik sudah dibuat dan rasa percaya diri sudah ada  masihkah ada penghambat lain dalam mencapai target hidup? Jawabnya: “Ya, masih ada”. Hambatan itu adalah bagaimana agar tetap disiplin dalam melakukan perubahan diri.
Saya alami sendiri saat ini. Saya jadi ikut-ikutan menjadi kelompok orang yang selalu berkata: “Melakukan perubahan diri adalah sulit”. Contoh, saya ingin meluangkan waktu untuk membaca artikel-artikel menarik seputar pengembangan diri setiap malam sebelum tidur, tetapi begitu malam tiba muncul rasa malas, mengantuk, menunda dan akhirnya malam itu saya tidak membaca lagi. Contoh lain, saya ingin olah raga rutin setiap hari atau minimal 3 kali dalam seminggu. Yang terjadi adalah, alarm berbunyi, saya hanya bangun dan mematikan kembali alarm tersebut untuk kemudian rebahan lagi di tempat tidur.
Mungkin ini bad habit. Namun, saya lebih suka memakai istilah bahwa ini adalah salah satu bentuk sabotase diri. Ya, tanpa sadar sebenarnya kita melakukan sabotase terhadap diri sendiri. Dan, tanpa sadar, kita terus menerus melakukannya seakan semua sudah bekerja otomatis tanpa harus diperintah.
Jadi, adakah cara agar kita tidak lagi melakukan sabotase terhadap diri sendiri? Bagaimana bisa terus menerus disiplin dalam melakukan perubahan? Apakah benar susah dan membutuhkan kerja keras untuk melakukan re-program alam bawah sadar agar kita selalu disiplin dalam melakukan perubahan? Adakah cara mudah dan praktis untuk digunakan sehingga kita bisa berkata: “Melakukan Perubahan Diri itu mudah”.

 Meninggalkan situasi (Zona Nyaman) comfort zone.
Ada suatu pepatah dari luar sana yang saya sukai, yaitu “if everything seems so easy, then you are stepping downhill“. Pesan yang ingin disampaikan adalah “hati-hatilah dengan kenyamanan, kesenangan, dan kemudahan, jangan-jangan itu adalah jebakan dalam kehidupan kita”. Agak ironis memang, bukankah kita bekerja keras dalam kehidupan untuk mencari kenyamanan, kesenangan, dan kemudahan? Bisa jadi! tetapi mungkin maksudnya adalah kita harus selalu mawas diri dalam kehidupan walau dalam kondisi yang nyaman, senang, dan mudah sekalipun.
Ada istilah yang sangat populer dalam kehidupan, yaitu zona nyaman atau comfort zone. Zona ini adalah suatu kondisi di mana seseorang sudah masuk ke dalam situasi di mana segala sesuatunya terasa nyaman, senang, dan mudah. Studi menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang tidak mawas diri akan terjenak dalam zona nyaman ini. Ya, zona nyaman ini adalah jebakan. Suatu jebakan di mana akhirnya kita berhenti untuk berpikir, berhenti untuk berusaha, berhenti untuk mengembangan diri, dan yang paling gawat adalah berhenti untuk bersyukur.
Akibatnya secara perlahan kita mengalami penurunan kompetensi, penurunan daya juang, penurunan berpikir, dan akhirnya tumbang atau jatuh. Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa tumbang atau jatuh karena terjebak dalam zona nyaman ini sungguh menyakitkan. Syukurlah bagi yang segera sadar dan bangkit. Tetapi celakanya, banyak yang tidak segera sadar, dan akhirnya sibuk menyalahkan pihak-pihak lain tanpa ada upaya untuk mengintrospeksi diri.
Salah satu hikmah yang saya selalu renungkan setiap tahun baru 1 Muharram adalah makna kata-kata “hijrah“. Apa yang saya pahami tentang hijrah ini? Makna hijrah menurut saya adalah berubah, yaitu berubah ke arah yang lebih baik, dan jangan sampai terjebak dalam zona nyaman. Janganlah menolak perubahan (tentu saja perubahan ke arah positif). Pikiran dan paradigma harus terbuka terhadap perubahan. Bagaimana kita selalu membuat diri kita menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk orang lain serta kehidupan.
Sebagai soerang dosen, saya selalu berpesan kepada para mahasiswa yang sudah lulus, janganlah terjebak di zona nyaman. Kelulusan dari kampus bukanlah akhir untuk belajar. Hidup itu adalah belajar sampai akhir hayat. “Belajarlah menggali ilmu sampai akhir hayat” mengandung makna bahwa kita tidak boleh terjebak dalam zona nyaman dan harus tetap belajar. Belajar dari pengalaman hidup, pengalaman orang lain, dan dari mana saja, supaya bisa diterapkan atau diamalkan.
Ilmu itu ada karena dipikirkan. Dia menjadi abadi karena dituliskan. Semakin diketahui karena disebarkan. Menjadi berkembang karena didiskusikan. Menjadi bermanfaat karena diamalkan. Prinsipnya adalah pikirkan – tuliskan – sebarkan – diskusikan – amalkan. Dari penerapan atau pengamalan ilmu kita kembali diajak untuk berpikir dan akhirnya mendapatkan pelajaran baru.
Jika siklus ini terjadi, maka kita akan terhindar dari jebakan zona nyaman.
Apakah kita tidak boleh nyaman, senang, dan bahagia? Tentu saja boleh .. lucu juga kali ya kalau hidup ini tidak merasakan kenyamanan dan kebahagiaan .. yang perlu kita waspadai apabila hal ini akan menjebak kita dan membuat terlena. Inilah yang dimaksud dengan jebakan zona nyaman.
Jim Collins, seorang pakar manajemen, pernah melakukan penelitian tentang perusahaan-perusahaan raksasa di dunia yang sebelumnya dianggap tidak akan pernah kolaps, tetap ternyata akhirnya tumbang atau kolaps juga. Hasil riset empiris yang dilakukan beberapa tahun oleh Jim Collins seperti yang diuraikan dalam bukunya yang berjudul How the Mighty Fall (terbit 19 Mei 2009).
Hasil riset Jim Collins menunjukkan adanya kesamaan pola dari para perusahaan raksasa yang pernah sukses, tetapi berikutnya tumbang. Dia menguraikan pola itu dalam lima tahap kehidupan perusahaan menjelang kejatuhan. Apa yang menarik? Ternyata tiga tahap awal sama sekali tidak menunjukkan aura kejatuhan, melainkan penuh dengan aura kesuksesan dan perusahaan terjebak dalam zona nyaman. Tetapi rupanya ada suatu bahaya yang perlahan-lahan menghampiri dan dia akan mencekik perusahaan itu pada tahap ke-4 dan membunuhnya pada tahap ke-5! … and the mighty fall!
Jika perusahaan raksasa bisa mengalami situasi seperti itu, apalagi perusahaan kecil, apalagi diri individu kita yang biasa-biasa saja. Memang jebakan zona nyaman ini sangat berbahaya.
Kembali ke makna “hijrah” atau berubah ke arah yang lebih baik .. pesannya adalah jangan menolak perubahan ke arah kebaikan, jangan terjebak ke dalam zona nyaman, selalu mengembangkan diri, selalu mawas diri, dan jangan pernah berhenti menyukuri apa yang sudah diperoleh ..
Tulisan ini adalah renungan buat diri saya sendiri .. dan siapa pun yang membacanya dengan paradigma terbuka ..

MENGUBAH SITUASI
Perubahan, percaya atau tidak, adalah salah satu aturan dalam hidup ini, ia merupakan komponen paling penting dalam hidup bila kita ingin mencapai kemajuan dan kesuksesan.
Tanpa perubahan, hidup kita 'mandheg' dan 'menthok'. Kesuksesan hidup yang sejati tidak akan bisa dinikmati, bila kondisi hidup kita hari ini dan seterusnya sama saja.
Mungkin Anda masih ingat ibarat yang saya gunakan untuk menjelaskan esensi hidup ini. Bahwa hidup itu mirip dengan jenjang sekolah. Ada pelajaran sulitnya, ada pelajaran menyenangkannya. Ada guru baru/berbeda di tiap kelasnya. Ada tes dan ujiannya. Serta tentu saja ada perubahan materi pelajaran tiap semesternya.
Yang mana semua itu diiringi dengan peningkatan tingkat kesulitan pelajaran pula.
Tapi tanpa kenaikan kelas, tanpa bertambahnya kesukaran materi serta tanpa perubahan guru, bagaimanapun favoritnya guru tersebut untuk kita, maka kita tidak akan pernah lulus dari sekolah tersebut.
Kita akan terhenti di kelas tersebut, mungkin selamanya. Gak naik naik. Gak lulus lulus. Sampai akhirnya di-DO.
Karenanya, jangan takut bila hidup kita terus berubah, cara berpikir kita berubah, dunia kita berubah. Jangan lagi berkata, dengan nada menyesali dan membandingkan keadaan, "Kalau dulu begini., sekarang begini."
Karena tidak ada perubahan yang buruk. Perubahan adalah perubahan. Yang membuatnya buruk atau baik adalah cara pandang kita. Persepsi kita.
Di sisi lain, kita juga tidak bisa menggerutu menyesali kondisi dunia, karena dunia berputar apa adanya.
Bila kita menginginkan sesuatu yang lain dari yang sebenarnya terjadi di sekeliling kita, maka cara termudah adalah memulai atau menciptakan perubahan dalam diri kita sendiri terlebih dahulu.
Semoga koleksi kata mutiara tentang perubahan berikut memotivasi Anda untuk menyikapi segala jenis perubahan dengan positif, karena, perubahan itu perlu. Kita tidak bisa meminta dunia untuk berubah ke arah yang kita mau, tetapi KITA bisa menentukan arah perubahan kita sendiri.


Mengubah diri sendiri

Cara Untuk Membentuk Konsep Diri Lebih Baik
Untuk membentuk Konsep Diri menjadi lebih baik lagi, maka lebih dulu Anda harus
mengetahui hal apa yang mempengaruhi Konsep Diri. Anda harus tahu bahwa konsep diri dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:
• Cita-cita Diri
• Citra Diri
• Harga Diri
Cita-cita Diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan / keinginan pribadi, dan itu
sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar Anda, orang tua, teman ataupun tetangga. Hal ini biasanya akan sangat kuat pengaruhnya terhadap Anda di masa depan. Seringkali terjadi bahwa cita-cita diri Anda bukanlah merupakan cita-cita pribadi Anda. Tetapi karena itu sudah terjadi dan Anda jalani saat ini, tidaklah mungkin mengubah secara fisik apa yang saat ini sudah terjadi.
Misalnya, Anda tidak ada cita-cita untuk menjadi seorang dokter, tetapi karena orang tua Anda sangat menginginkan punya anak seorang dokter, maka akhirnya di dalam perjalanan pendidikan Anda sudah terarah untuk menjadi dokter, dan menjadi kenyataannya sekarang. Nah, ini tidak mungkin Anda ubah secara fisik. Anda pasti ya tetap menjadi seorang dokter, insinyur atau guru dan lainnya lagi. Hal ini sebenarnya tidak begitu berpengaruh pada kehidupan pribadi Anda, jadi jangan terlalu dipikirkan.
Kehidupan Anda sejatinya tidak harus terkait dengan berbagai sebutan sebutan profesi awal Anda. Tetapi penting di sini dipahami, bahwa kehidupan pribadi Anda sangat dipengaruhi oleh sesuatu yang lebih prinsip, sesuatu dari dalam diri Anda yang Anda yakini, yaitu Citra Diri.
Citra Diri ini perlu dipahami lebih dulu maknanya, karena merupakan suatu produk dari
pengalaman masa lalu beserta sukses dan kegagalannya. Dari sini Anda membangun sebuah gambaran tentang diri Anda, yang menurut keyakinan Anda benar. Citra Diri sebenarnya adalah "Konsepsi Anda sendiri mengenai seperti apakah diri Anda sebenarnya".
Cara Untuk Membentuk Konsep Diri Lebih Baik
Seringkali keyakinan Anda tentang diri Anda itu salah; dan sesungguhnya itu memang salah. Tetapi yang sering terjadi di sini adalah "Anda telah bersikap seakan-akan semua itu adalah benar". Anda bisa menjadikan hal itu sebuah kisah sukses, atau sebaliknya suatu kisah penuh kegagalan, kesialan, ketidakmujuran. Semuanya tergantung pada apa yang akan Anda lakukan terhadap citra di dalam diri Anda; citra yang merupakan alat penting untuk mencapai kebaikan atau keburukan.
Untuk mengubah, memperbaiki dan meningkatkan citra diri; Anda harus bersedia menggunakan kekuatan pikiran super Anda ini dan mau bekerja keras dengan sebuah wawasan baru, sebuah cara pandang dan cara berpikir baru. Satu hal yang harus Anda miliki, itu adalah keyakinan. Semoga Anda memilikinya, karena kalau soal satu ini saya tidak bisa membantu Anda. Anda harus memiliki keyakinan cukup untuk melakukan mau melakukan perbaikan di dalam diri Anda sendiri, agar manfaatnya bisa segera Anda rasakan secara nyata dalam bentuk fisik.

Kembali kepada "citra diri"; lebih lanjut, semua tindakan dan emosi kita akan selalu konsisten dengan citra diri kita. Anda akan bertindak sesuai dengan macam pribadi yang menurut pikiran Anda adalah Anda. Anda tidak bisa bertindak selain dari itu, meskipun mungkin Anda melatih seluruh daya kemampuan Anda. Jika orang berpikir dengan keyakinan bahwa dirinya "tipe orang gagal", maka pasti dirinya akan menemukan cara untuk mendapatkan kegagalan; biarpun dia sudah berusaha keras sekali agar berhasil. Orang yang berpikir dirinya "tidak beruntung" seperti itu akan mendapatkan bukti bahwa dia memang selalu ditimpa kesialan atau kemalangan dalam hidupnya, meskipun dia selalu mencoba berusaha agar berhasil.
Hal penting untuk selalu diingat, adalah: Citra diri merupakan batu fondasi sekaligus tiang penyanggah untuk seluruh kepribadian kita. Secara harfiah, batu fondasi dan tiang
penyanggah masih memungkinkan untuk direnovasi, diubah sesuai kehendak kita. Begitu pula halnya dengan citra diri.
Satu hal kebenaran mendasar yang perlu Anda pahami, yaitu: citra diri bisa diubah. Orang tidak pernah terlalu tua atau terlalu muda untuk bisa mengubah citra dirinya; dan memulai hidup baru yang lebih produktif, kreatif, inovatif serta berani mengambil risiko.
Sesungguhnya Anda bisa mengubah citra diri Anda. Oleh karena pada umumnya orang jarang menyadari bahwa kesulitan terletak pada penilaiannya atas diri sendiri. Begitu banyak di antara kita yang kurang menghargai diri sendiri.
Perubahan pasti memerlukan waktu dan usaha. Sangat diperlukan kesabaran dan ketekunan Anda sehingga segalanya akan berjalan lancar. Kalau Anda menggunakan keyakinan secara positif, Anda pasti bisa mengubah citra diri Anda untuk menikmati kehidupan dengan penuh kebahagiaan. Sebagaimana Aldous Huxley; seorang pujangga besar Inggris mengatakan bahwa, "Hanya ada satu sudut di alam semesta yang pasti akan bisa Anda perbaiki; itu adalah diri Anda sendiri".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar