DIMENSI MANUSIA DALAM PERUBAHAN
Asumsi Manajemen terhadap Karyawan
Upaya menggapai tingkatan kinerja yang lebih tinggi mesti berangkat dari rasa percaya pada potensi semua orang yang terkait perubahan, lalu membekali dan melatih dengan tepat jika dibutuhkan. Asumsi dibenak manajer terhadap para karyawan amatlah penting. Asumsi keliru berdampak pada gaya manajemen yang tak kondusif pada komitmen dan perubahan.
Schein mengidentifikasikan empat tipe asumsi manajemen terhadap karyawan, dan implikasinya atas manajemen dan strategi desain pekerjaan diantaranya :
Upaya menggapai tingkatan kinerja yang lebih tinggi mesti berangkat dari rasa percaya pada potensi semua orang yang terkait perubahan, lalu membekali dan melatih dengan tepat jika dibutuhkan. Asumsi dibenak manajer terhadap para karyawan amatlah penting. Asumsi keliru berdampak pada gaya manajemen yang tak kondusif pada komitmen dan perubahan.
Schein mengidentifikasikan empat tipe asumsi manajemen terhadap karyawan, dan implikasinya atas manajemen dan strategi desain pekerjaan diantaranya :
A. Manusia Rasional-Ekonomis
Model manusia rasional ekonomis dikembangkan sejak abad dua puluh.Model ini mengasumsikan bahwa orang mengevaluasi pelbagai tindakan dan memilih yang potensial memberikan manfaat maksimal. Asumsi umum ini dirinci menjadi delapan asumsi spesifik, yaitu:
1. Karyawan termotifasi oleh insentif ekonomis, dan melakukan aktifitas yang menawarkan manfaat ekonomis terbesar.
2. Karyawan bersikap pasif mesti dimanipulasi, dimotifasi,dikontrol manajemen,karena manajemen yang mengendalikan insentif ekonomis.
3. Emosi rasional dan mencampuradukan antara kalkulasi rasional dengan kepentingan pribadi mesti dicegah.
4. Organisasi dirancang sehingga emosi karyawan tak mudah diprediksi, bisa dikendalikan dan dinetralisir.
5. Manusia pada dasarnya malas dan mesti dimotifasi dengan insentif eksternal.
6. Tujuan pribadi karyawan bertentangan dengan tujuan organisasi, maka diperlukan kekuatan eksternal guna menggerakkan upaya agar selaras dengan tujuan organisasi
7. Karyawan tak mampu mengendalikan dan mendisiplinkan diri karena perasaan irasional mereka.
8. Karyawan bisa dibagi menjadi dua kelompok mereka yang cocok dengan asumsi di atas, dan mereka yang mampu memotifasi diri.
Model manusia rasional ekonomis dikembangkan sejak abad dua puluh.Model ini mengasumsikan bahwa orang mengevaluasi pelbagai tindakan dan memilih yang potensial memberikan manfaat maksimal. Asumsi umum ini dirinci menjadi delapan asumsi spesifik, yaitu:
1. Karyawan termotifasi oleh insentif ekonomis, dan melakukan aktifitas yang menawarkan manfaat ekonomis terbesar.
2. Karyawan bersikap pasif mesti dimanipulasi, dimotifasi,dikontrol manajemen,karena manajemen yang mengendalikan insentif ekonomis.
3. Emosi rasional dan mencampuradukan antara kalkulasi rasional dengan kepentingan pribadi mesti dicegah.
4. Organisasi dirancang sehingga emosi karyawan tak mudah diprediksi, bisa dikendalikan dan dinetralisir.
5. Manusia pada dasarnya malas dan mesti dimotifasi dengan insentif eksternal.
6. Tujuan pribadi karyawan bertentangan dengan tujuan organisasi, maka diperlukan kekuatan eksternal guna menggerakkan upaya agar selaras dengan tujuan organisasi
7. Karyawan tak mampu mengendalikan dan mendisiplinkan diri karena perasaan irasional mereka.
8. Karyawan bisa dibagi menjadi dua kelompok mereka yang cocok dengan asumsi di atas, dan mereka yang mampu memotifasi diri.
B. Manusia Sosial
Asumsi pandangan ini dirumuskan seperti berikut ini:
1. Karyawan termotifasi pada kebutuhan sosial melalui hubungan dengan orang lain.
2. Rasionalisasi proses kerja mencabut makna dari pekerjaan,mesti dicari dari hubungan sosial yang tercipta saat bekerja.
3. Kelompok rekan kerja dengan rekanan sosialnya lebih direspon karyawan ketimbang insentif dan ko ntrol manajemen.
4. Agar karyawan merespon manajemen, atasan memenuhi kebutuhan sosial dan kebutuhan untuk diterima.
Asumsi ”manusia sosial” berdampak pada dua pendekatan:
1. Pendekanan pada hubungan manusia. Manajer sebagai penyokong karyawan yang simpatik dan membiarkan mereka melakukan tugasnya ketimbang langsung main perintah untuk menyelesaikan pekerjaan.
2. Pendekatan sistem sosio-teknik. Kebutuhan sosial karyawan dengan tuntutan teknis pekerjaan lebih condong pada desain kerja kelompok ketimbang tugas individual.
Asumsi pandangan ini dirumuskan seperti berikut ini:
1. Karyawan termotifasi pada kebutuhan sosial melalui hubungan dengan orang lain.
2. Rasionalisasi proses kerja mencabut makna dari pekerjaan,mesti dicari dari hubungan sosial yang tercipta saat bekerja.
3. Kelompok rekan kerja dengan rekanan sosialnya lebih direspon karyawan ketimbang insentif dan ko ntrol manajemen.
4. Agar karyawan merespon manajemen, atasan memenuhi kebutuhan sosial dan kebutuhan untuk diterima.
Asumsi ”manusia sosial” berdampak pada dua pendekatan:
1. Pendekanan pada hubungan manusia. Manajer sebagai penyokong karyawan yang simpatik dan membiarkan mereka melakukan tugasnya ketimbang langsung main perintah untuk menyelesaikan pekerjaan.
2. Pendekatan sistem sosio-teknik. Kebutuhan sosial karyawan dengan tuntutan teknis pekerjaan lebih condong pada desain kerja kelompok ketimbang tugas individual.
C. Manusia yang Mengaktualkan Diri
Pelbagai asumsi tentang pandangan bisa diringkas menjadi:
1. Secara inheren, manusia menentang tujuan organisasi.
2. Karyawan berupaya bersikap dewasa dalam tugasnya, menerapkan otonomi, mandiri dan bertanggung jawab, serta meningkatkan ketrampilan dan kemampuan beradaptasi.
3. Karyawan memotifasi dan mengontrol diri, untuk mendorong mereka bekerja.
4. Tak ada konflik inheren antara aktualisasi diri dengan kinerja efektif organisasi.
5. Asumsi rasional ekonomis dan sosial membutuhkan imbalan ekstrinsik [ekonomis atau sosial] sebagai imbalan kerja, sedang asumsi aktualisasi diri lebih bertumpu pada peluang untuk meraih imbalan intrisik kepuasan atas kebutuhan yang lebih tinggi tingkatanya pada lingkungan kerjanya
Pelbagai asumsi tentang pandangan bisa diringkas menjadi:
1. Secara inheren, manusia menentang tujuan organisasi.
2. Karyawan berupaya bersikap dewasa dalam tugasnya, menerapkan otonomi, mandiri dan bertanggung jawab, serta meningkatkan ketrampilan dan kemampuan beradaptasi.
3. Karyawan memotifasi dan mengontrol diri, untuk mendorong mereka bekerja.
4. Tak ada konflik inheren antara aktualisasi diri dengan kinerja efektif organisasi.
5. Asumsi rasional ekonomis dan sosial membutuhkan imbalan ekstrinsik [ekonomis atau sosial] sebagai imbalan kerja, sedang asumsi aktualisasi diri lebih bertumpu pada peluang untuk meraih imbalan intrisik kepuasan atas kebutuhan yang lebih tinggi tingkatanya pada lingkungan kerjanya
D. Manusia Kompleks
1. Manusia bersifat kompleks edan selalu berubah
2. Karyawan bias saja mengadopsi motif baru berkat pengalaman mereka
3. Motif karyawan bisa berbeda-beda dalam berbagai situasi organisasi
4. Kerterbatasan kerja karyawan bisa dikaitkan dengan beragam motif dan hasil berupa kinerja mereka
5. Cara karyawan merespon pelbagai strategi manajemen bergantung pada motif, kemampuan serta sifat tugas mereka
Persamaan Perubahan
Memberi cara pandang yang bermanfaat guna menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti “Apakah saya sebaiknya berusaha membuat perubahan ? dan “Apa lagi yang bisa dilakukan agar meningkatkan peluang kita dalam mengintrodusir perubahan secara efektif ?
Memulihkan Kembali Harga Diri
Perubahan sangat pelik dan penuh tuntutan, maka dengan memadukan transisi manajemen, penanganan budaya dan politik organisasi secara konstruktif, maka kita bisa menciptakan lingkungan dimana kreatifitas, pengambilan resiko, pembelajaran pemulihan kembali harga diri dan kinerja bisa terwujud.
Menyediakan Informasi
Informasi bisa dibenarkan pada tataran individu guna melindungi identitas, rencana dan tindakan, atau pilihan-pilihan bagi individu tersebut. Keterbukaan dan bebagi informasi merupakan hal yang berharga sebagai sarana untuk memfasilitasi perubahan.
Berikan Orang Lain Waktu
Orang-orang membutuhkan waktu yang cukup besar dan perlu menata waktu agar bisa sukses dan selamat di dalam menjalani perubahan besar. Bantu mereka agar mampu melihat tonggak-tonggak penting, pekerjaan yang perlu dilatih, tujuan yang hendak dicapai, sistem yang perlu dibuat agar berfungsi.
Mengikutsertakan Orang Lain
Sejauhmana dan bagaimana semua orang diikutsertakan dalam situasi perubahan mesti dipertimbangkan secara matang karena terdapat keuntungan dan kerugian di dalamnya.
1. Manusia bersifat kompleks edan selalu berubah
2. Karyawan bias saja mengadopsi motif baru berkat pengalaman mereka
3. Motif karyawan bisa berbeda-beda dalam berbagai situasi organisasi
4. Kerterbatasan kerja karyawan bisa dikaitkan dengan beragam motif dan hasil berupa kinerja mereka
5. Cara karyawan merespon pelbagai strategi manajemen bergantung pada motif, kemampuan serta sifat tugas mereka
Persamaan Perubahan
Memberi cara pandang yang bermanfaat guna menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti “Apakah saya sebaiknya berusaha membuat perubahan ? dan “Apa lagi yang bisa dilakukan agar meningkatkan peluang kita dalam mengintrodusir perubahan secara efektif ?
Memulihkan Kembali Harga Diri
Perubahan sangat pelik dan penuh tuntutan, maka dengan memadukan transisi manajemen, penanganan budaya dan politik organisasi secara konstruktif, maka kita bisa menciptakan lingkungan dimana kreatifitas, pengambilan resiko, pembelajaran pemulihan kembali harga diri dan kinerja bisa terwujud.
Menyediakan Informasi
Informasi bisa dibenarkan pada tataran individu guna melindungi identitas, rencana dan tindakan, atau pilihan-pilihan bagi individu tersebut. Keterbukaan dan bebagi informasi merupakan hal yang berharga sebagai sarana untuk memfasilitasi perubahan.
Berikan Orang Lain Waktu
Orang-orang membutuhkan waktu yang cukup besar dan perlu menata waktu agar bisa sukses dan selamat di dalam menjalani perubahan besar. Bantu mereka agar mampu melihat tonggak-tonggak penting, pekerjaan yang perlu dilatih, tujuan yang hendak dicapai, sistem yang perlu dibuat agar berfungsi.
Mengikutsertakan Orang Lain
Sejauhmana dan bagaimana semua orang diikutsertakan dalam situasi perubahan mesti dipertimbangkan secara matang karena terdapat keuntungan dan kerugian di dalamnya.
Keuntungan dan Kerugian dalam
Melibatkan Semua Orang
1. Keuntungan
a Keputusan yang lebih baik karena orang telah mempunyai pengetahuan yang lebih rinci tentang pekerjaan dan system
b Semua orang akan lebih bisa memahami tujuan perubahan dan cara kerja system baru
c Menciptakan perasaan memiliki (ownership)
d Mengarahkan kembali energi untuk menunjang dan bukan menentang perubahan
e Memungkinkan eksperimentasi
f Membangun pemahaman yang lebih baik tentang perubahan dan bagaimana cara mencapainya
2. Kerugian
a Memakan waktu lebih lama, terutama pada tahap perencanaan
b Karena itu, membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha pada tahap – tahap awal
1. Keuntungan
a Keputusan yang lebih baik karena orang telah mempunyai pengetahuan yang lebih rinci tentang pekerjaan dan system
b Semua orang akan lebih bisa memahami tujuan perubahan dan cara kerja system baru
c Menciptakan perasaan memiliki (ownership)
d Mengarahkan kembali energi untuk menunjang dan bukan menentang perubahan
e Memungkinkan eksperimentasi
f Membangun pemahaman yang lebih baik tentang perubahan dan bagaimana cara mencapainya
2. Kerugian
a Memakan waktu lebih lama, terutama pada tahap perencanaan
b Karena itu, membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha pada tahap – tahap awal
Melibatkan Semua Orang
1. Kompleksitas perubahan dan kuatnya keterkaitan antara berbagai unsur dalam perubahan
2. Penentangan yang sudah diperkirakan dan derajat ketidak puasaan terhadap situasi yang ada
3. Tingkat kredibilitas orang-orang yang mengajukan perubahan
4. Dampak perubahan pada semua orang baik yang positif maupun yang negatif – berapa banyak `Pemenang`, berapa banyak `pecundang`
5. Bila kualitas keputusan lebih penting ketimbang akseptabilitasnya itu sendiri
6. Bila gosip kemungkinan besar akan muncul apapun yang terjadi
1. Kompleksitas perubahan dan kuatnya keterkaitan antara berbagai unsur dalam perubahan
2. Penentangan yang sudah diperkirakan dan derajat ketidak puasaan terhadap situasi yang ada
3. Tingkat kredibilitas orang-orang yang mengajukan perubahan
4. Dampak perubahan pada semua orang baik yang positif maupun yang negatif – berapa banyak `Pemenang`, berapa banyak `pecundang`
5. Bila kualitas keputusan lebih penting ketimbang akseptabilitasnya itu sendiri
6. Bila gosip kemungkinan besar akan muncul apapun yang terjadi
EMPAT PILIHAN PERUBAHAN BAGI INDIVIDU
1. TIDAK MELAKUKAN APA-APA
2. MENINGGALKAN SITUASI
3. MENGUBAH SITUASI
4. MENGUBAH DIRI ANDA SENDIRI
Tidak melakukan apa-apa
Seorang
motivator pernah berkata bahwa orang sukses adalah orang yang mengetahui dengan
benar apa keinginannya, tahu bagaimana melakukan strategi untuk mencapai
keiginan tersebut dan mau melakukan perubahan diri menuju ke arah yang lebih
positif.
Target
dan tujuan hidup menjadi hal yang semestinya harus didesain untuk kemudian
diimplementasikan oleh setiap individu di dunia ini agar bisa sukses. Kunci
sukses menjalankan target hidup Anda juga tidak terlepas dari seberapa tinggi
rasa percaya Anda dalam menjalankan strategi dan taktik untuk mencapainya.
Kemudian,
bila target sudah ditetapkan, stategi dan taktik sudah dibuat dan rasa percaya
diri sudah ada masihkah ada penghambat
lain dalam mencapai target hidup? Jawabnya: “Ya, masih ada”. Hambatan itu
adalah bagaimana agar tetap disiplin dalam melakukan perubahan diri.
Saya
alami sendiri saat ini. Saya jadi ikut-ikutan menjadi kelompok orang yang
selalu berkata: “Melakukan perubahan diri adalah sulit”. Contoh, saya ingin
meluangkan waktu untuk membaca artikel-artikel menarik seputar pengembangan
diri setiap malam sebelum tidur, tetapi begitu malam tiba muncul rasa malas,
mengantuk, menunda dan akhirnya malam itu saya tidak membaca lagi. Contoh lain,
saya ingin olah raga rutin setiap hari atau minimal 3 kali dalam seminggu. Yang
terjadi adalah, alarm berbunyi, saya hanya bangun dan mematikan kembali alarm
tersebut untuk kemudian rebahan lagi di tempat tidur.
Mungkin
ini bad habit. Namun, saya lebih suka memakai istilah bahwa ini adalah salah
satu bentuk sabotase diri. Ya, tanpa sadar sebenarnya kita melakukan sabotase
terhadap diri sendiri. Dan, tanpa sadar, kita terus menerus melakukannya seakan
semua sudah bekerja otomatis tanpa harus diperintah.
Jadi,
adakah cara agar kita tidak lagi melakukan sabotase terhadap diri sendiri?
Bagaimana bisa terus menerus disiplin dalam melakukan perubahan? Apakah benar
susah dan membutuhkan kerja keras untuk melakukan re-program alam bawah sadar
agar kita selalu disiplin dalam melakukan perubahan? Adakah cara mudah dan
praktis untuk digunakan sehingga kita bisa berkata: “Melakukan Perubahan Diri
itu mudah”.
Meninggalkan situasi (Zona Nyaman) comfort zone.
Ada suatu pepatah dari luar sana
yang saya sukai, yaitu “if everything seems so easy, then you are stepping
downhill“. Pesan yang ingin disampaikan adalah “hati-hatilah dengan
kenyamanan, kesenangan, dan kemudahan, jangan-jangan itu adalah jebakan dalam
kehidupan kita”. Agak ironis memang, bukankah kita bekerja keras dalam
kehidupan untuk mencari kenyamanan, kesenangan, dan kemudahan? Bisa jadi!
tetapi mungkin maksudnya adalah kita harus selalu mawas diri dalam kehidupan
walau dalam kondisi yang nyaman, senang, dan mudah sekalipun.
Ada istilah yang sangat populer
dalam kehidupan, yaitu zona nyaman atau comfort zone. Zona ini adalah suatu
kondisi di mana seseorang sudah masuk ke dalam situasi di mana segala
sesuatunya terasa nyaman, senang, dan mudah. Studi menunjukkan bahwa kebanyakan
orang yang tidak mawas diri akan terjenak dalam zona nyaman ini. Ya, zona
nyaman ini adalah jebakan. Suatu jebakan di mana akhirnya kita berhenti untuk
berpikir, berhenti untuk berusaha, berhenti untuk mengembangan diri, dan yang
paling gawat adalah berhenti untuk bersyukur.
Akibatnya secara perlahan kita
mengalami penurunan kompetensi, penurunan daya juang, penurunan berpikir, dan
akhirnya tumbang atau jatuh. Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa tumbang
atau jatuh karena terjebak dalam zona nyaman ini sungguh menyakitkan. Syukurlah
bagi yang segera sadar dan bangkit. Tetapi celakanya, banyak yang tidak segera
sadar, dan akhirnya sibuk menyalahkan pihak-pihak lain tanpa ada upaya untuk
mengintrospeksi diri.
Salah satu hikmah yang saya selalu
renungkan setiap tahun baru 1 Muharram adalah makna kata-kata “hijrah“.
Apa yang saya pahami tentang hijrah ini? Makna hijrah menurut
saya adalah berubah, yaitu berubah ke arah yang lebih baik, dan jangan sampai
terjebak dalam zona nyaman. Janganlah menolak perubahan (tentu saja perubahan
ke arah positif). Pikiran dan paradigma harus terbuka terhadap perubahan. Bagaimana
kita selalu membuat diri kita menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk orang
lain serta kehidupan.
Sebagai soerang dosen, saya selalu
berpesan kepada para mahasiswa yang sudah lulus, janganlah terjebak di zona
nyaman. Kelulusan dari kampus bukanlah akhir untuk belajar. Hidup itu adalah
belajar sampai akhir hayat. “Belajarlah menggali ilmu sampai akhir hayat”
mengandung makna bahwa kita tidak boleh terjebak dalam zona nyaman dan harus
tetap belajar. Belajar dari pengalaman hidup, pengalaman orang lain, dan dari
mana saja, supaya bisa diterapkan atau diamalkan.
Ilmu itu ada karena dipikirkan. Dia
menjadi abadi karena dituliskan. Semakin diketahui karena disebarkan. Menjadi
berkembang karena didiskusikan. Menjadi bermanfaat karena diamalkan. Prinsipnya
adalah pikirkan – tuliskan – sebarkan – diskusikan – amalkan. Dari penerapan
atau pengamalan ilmu kita kembali diajak untuk berpikir dan akhirnya
mendapatkan pelajaran baru.
Jika siklus ini terjadi, maka kita
akan terhindar dari jebakan zona nyaman.
Apakah kita tidak boleh nyaman,
senang, dan bahagia? Tentu saja boleh .. lucu juga kali ya kalau hidup ini
tidak merasakan kenyamanan dan kebahagiaan .. yang perlu kita waspadai apabila
hal ini akan menjebak kita dan membuat terlena. Inilah yang dimaksud dengan
jebakan zona nyaman.
Jim Collins, seorang pakar
manajemen, pernah melakukan penelitian tentang perusahaan-perusahaan raksasa di
dunia yang sebelumnya dianggap tidak akan pernah kolaps, tetap ternyata
akhirnya tumbang atau kolaps juga. Hasil riset empiris yang dilakukan beberapa
tahun oleh Jim Collins seperti yang diuraikan dalam bukunya yang berjudul How
the Mighty Fall (terbit 19 Mei 2009).
Hasil riset Jim Collins menunjukkan
adanya kesamaan pola dari para perusahaan raksasa yang pernah sukses, tetapi
berikutnya tumbang. Dia menguraikan pola itu dalam lima tahap kehidupan
perusahaan menjelang kejatuhan. Apa yang menarik? Ternyata tiga tahap awal sama
sekali tidak menunjukkan aura kejatuhan, melainkan penuh dengan aura kesuksesan
dan perusahaan terjebak dalam zona nyaman. Tetapi rupanya ada suatu bahaya yang
perlahan-lahan menghampiri dan dia akan mencekik perusahaan itu pada tahap ke-4
dan membunuhnya pada tahap ke-5! … and the mighty fall!
Jika perusahaan raksasa bisa
mengalami situasi seperti itu, apalagi perusahaan kecil, apalagi diri individu
kita yang biasa-biasa saja. Memang jebakan zona nyaman ini sangat berbahaya.
Kembali ke makna “hijrah”
atau berubah ke arah yang lebih baik .. pesannya adalah jangan menolak
perubahan ke arah kebaikan, jangan terjebak ke dalam zona nyaman, selalu
mengembangkan diri, selalu mawas diri, dan jangan pernah berhenti menyukuri apa
yang sudah diperoleh ..
Tulisan ini adalah renungan buat
diri saya sendiri .. dan siapa pun yang membacanya dengan paradigma terbuka ..
MENGUBAH SITUASI
Perubahan, percaya atau tidak, adalah salah satu aturan dalam hidup ini, ia merupakan komponen paling penting dalam hidup bila kita ingin mencapai kemajuan dan kesuksesan.
Tanpa perubahan, hidup kita 'mandheg' dan 'menthok'. Kesuksesan hidup yang sejati tidak akan bisa dinikmati, bila kondisi hidup kita hari ini dan seterusnya sama saja.
Mungkin Anda masih ingat ibarat yang saya gunakan untuk menjelaskan esensi hidup ini. Bahwa hidup itu mirip dengan jenjang sekolah. Ada pelajaran sulitnya, ada pelajaran menyenangkannya. Ada guru baru/berbeda di tiap kelasnya. Ada tes dan ujiannya. Serta tentu saja ada perubahan materi pelajaran tiap semesternya.
Yang mana semua itu diiringi dengan peningkatan tingkat kesulitan pelajaran pula.
Tapi tanpa kenaikan kelas, tanpa bertambahnya kesukaran materi serta tanpa perubahan guru, bagaimanapun favoritnya guru tersebut untuk kita, maka kita tidak akan pernah lulus dari sekolah tersebut.
Kita akan terhenti di kelas tersebut, mungkin selamanya. Gak naik naik. Gak lulus lulus. Sampai akhirnya di-DO.
Karenanya, jangan takut bila hidup kita terus berubah, cara berpikir kita berubah, dunia kita berubah. Jangan lagi berkata, dengan nada menyesali dan membandingkan keadaan, "Kalau dulu begini., sekarang begini."
Karena tidak ada perubahan yang buruk. Perubahan adalah perubahan. Yang membuatnya buruk atau baik adalah cara pandang kita. Persepsi kita.
Di sisi lain, kita juga tidak bisa menggerutu menyesali kondisi dunia, karena dunia berputar apa adanya.
Bila kita menginginkan sesuatu yang lain dari yang sebenarnya terjadi di sekeliling kita, maka cara termudah adalah memulai atau menciptakan perubahan dalam diri kita sendiri terlebih dahulu.
Semoga koleksi kata mutiara tentang perubahan berikut memotivasi Anda untuk menyikapi segala jenis perubahan dengan positif, karena, perubahan itu perlu. Kita tidak bisa meminta dunia untuk berubah ke arah yang kita mau, tetapi KITA bisa menentukan arah perubahan kita sendiri.
Mengubah
diri sendiri
Cara Untuk Membentuk Konsep Diri Lebih Baik
Untuk membentuk Konsep Diri menjadi lebih baik lagi, maka
lebih dulu Anda harus
mengetahui hal apa yang mempengaruhi Konsep Diri. Anda harus
tahu bahwa konsep diri dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:
• Cita-cita Diri
• Citra Diri
• Harga Diri
Cita-cita Diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu
tujuan / keinginan pribadi, dan itu
sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar Anda, orang tua,
teman ataupun tetangga. Hal ini biasanya akan sangat kuat pengaruhnya terhadap
Anda di masa depan. Seringkali terjadi bahwa cita-cita diri Anda bukanlah
merupakan cita-cita pribadi Anda. Tetapi karena itu sudah terjadi dan Anda
jalani saat ini, tidaklah mungkin mengubah secara fisik apa yang saat ini sudah
terjadi.
Misalnya, Anda tidak ada cita-cita untuk menjadi seorang
dokter, tetapi karena orang tua Anda sangat menginginkan punya anak seorang
dokter, maka akhirnya di dalam perjalanan pendidikan Anda sudah terarah untuk
menjadi dokter, dan menjadi kenyataannya sekarang. Nah, ini tidak mungkin Anda
ubah secara fisik. Anda pasti ya tetap menjadi seorang dokter, insinyur atau
guru dan lainnya lagi. Hal ini sebenarnya tidak begitu berpengaruh pada kehidupan
pribadi Anda, jadi jangan terlalu dipikirkan.
Kehidupan Anda sejatinya tidak harus terkait dengan berbagai
sebutan sebutan profesi awal Anda. Tetapi penting di sini dipahami, bahwa
kehidupan pribadi Anda sangat dipengaruhi oleh sesuatu yang lebih prinsip,
sesuatu dari dalam diri Anda yang Anda yakini, yaitu Citra Diri.
Citra Diri ini perlu dipahami lebih dulu maknanya, karena
merupakan suatu produk dari
pengalaman masa lalu beserta sukses dan kegagalannya. Dari
sini Anda membangun sebuah gambaran tentang diri Anda, yang menurut keyakinan
Anda benar. Citra Diri sebenarnya adalah "Konsepsi Anda sendiri mengenai
seperti apakah diri Anda sebenarnya".
Cara Untuk Membentuk Konsep Diri Lebih Baik
Seringkali keyakinan Anda tentang diri Anda itu salah; dan sesungguhnya
itu memang salah. Tetapi yang sering terjadi di sini adalah "Anda telah
bersikap seakan-akan semua itu adalah benar". Anda bisa menjadikan hal itu
sebuah kisah sukses, atau sebaliknya suatu kisah penuh kegagalan, kesialan,
ketidakmujuran. Semuanya tergantung pada apa yang akan Anda lakukan terhadap
citra di dalam diri Anda; citra yang merupakan alat penting untuk mencapai
kebaikan atau keburukan.
Untuk mengubah, memperbaiki dan meningkatkan citra diri;
Anda harus bersedia menggunakan kekuatan pikiran super Anda ini dan mau bekerja
keras dengan sebuah wawasan baru, sebuah cara pandang dan cara berpikir baru.
Satu hal yang harus Anda miliki, itu adalah keyakinan. Semoga Anda memilikinya,
karena kalau soal satu ini saya tidak bisa membantu Anda. Anda harus memiliki
keyakinan cukup untuk melakukan mau melakukan perbaikan di dalam diri Anda
sendiri, agar manfaatnya bisa segera Anda rasakan secara nyata dalam bentuk
fisik.
Kembali kepada "citra diri"; lebih lanjut, semua
tindakan dan emosi kita akan selalu konsisten dengan citra diri kita. Anda akan
bertindak sesuai dengan macam pribadi yang menurut pikiran Anda adalah Anda.
Anda tidak bisa bertindak selain dari itu, meskipun mungkin Anda melatih
seluruh daya kemampuan Anda. Jika orang berpikir dengan keyakinan bahwa dirinya
"tipe orang gagal", maka pasti dirinya akan menemukan cara untuk
mendapatkan kegagalan; biarpun dia sudah berusaha keras sekali agar berhasil.
Orang yang berpikir dirinya "tidak beruntung" seperti itu akan mendapatkan
bukti bahwa dia memang selalu ditimpa kesialan atau kemalangan dalam hidupnya,
meskipun dia selalu mencoba berusaha agar berhasil.
Hal penting untuk selalu diingat, adalah: Citra diri
merupakan batu fondasi sekaligus tiang penyanggah untuk seluruh kepribadian
kita. Secara harfiah, batu fondasi dan tiang
penyanggah masih memungkinkan untuk direnovasi, diubah
sesuai kehendak kita. Begitu pula halnya dengan citra diri.
Satu hal kebenaran mendasar yang perlu Anda pahami, yaitu:
citra diri bisa diubah. Orang tidak pernah terlalu tua atau terlalu muda untuk
bisa mengubah citra dirinya; dan memulai hidup baru yang lebih produktif,
kreatif, inovatif serta berani mengambil risiko.
Sesungguhnya Anda bisa mengubah citra diri Anda. Oleh karena
pada umumnya orang jarang menyadari bahwa kesulitan terletak pada penilaiannya
atas diri sendiri. Begitu banyak di antara kita yang kurang menghargai diri
sendiri.
Perubahan pasti memerlukan waktu dan usaha. Sangat
diperlukan kesabaran dan ketekunan Anda sehingga segalanya akan berjalan
lancar. Kalau Anda menggunakan keyakinan secara positif, Anda pasti bisa
mengubah citra diri Anda untuk menikmati kehidupan dengan penuh kebahagiaan.
Sebagaimana Aldous Huxley; seorang pujangga besar Inggris mengatakan bahwa,
"Hanya ada satu sudut di alam semesta yang pasti akan bisa Anda perbaiki;
itu adalah diri Anda sendiri".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar